Saturday 28 May 2016

Pale Blue Dot



"The Earth is a very small stage in a vast cosmic arena"


Kutipan itu diambil dari buku Carl Sagan, Pale Blue Dot: A Vision of the Human Future in Space, tentang titik biru pucat yang dia liat, atau bahasanya kerennya 'Pale Blue Dot'. Kalo kalian baca kutipan itu mungkin biasa aja. Gak ada spesialnya. Tapi tau gak sih kalian, dibalik kalimat itu banyak pesan yang tersampaikan?


Sebenernya, apasih Titik Biru Pucat atau Pale Blue Dot itu? 


Yang dimaksud dari Titik Biru Pucat itu ya bumi, yang dilihat dari kejauhan 6 miliar kilometer (atau sekitar 3,7 miliar mil, 40 satuan astronomi) oleh Wahana Voyager I (yaitu pesawat antariksa), yang baru aja menyelesaikan misi utamanya dan hendak meninggalkan Tata Surya, tapi Voyager I diperintahkan oleh NASA untuk memutar kameranya dan mengambil foto Bumi ditengah jagat raya atas permintaan Carl Sagan, seorang astronomi Amerika Serikat.

Bisa kalian liat kan bumi di mana? Iya itu, yang titik putih itu. Kecil banget kan?

Carl langsung menamainya "Pale Blue Dot" atau Titik Biru Pucat, dan langsung menulisnya dalam buku. Ia melihat gambar itu yang menampakkan kalau bumi kita hanya sebesar titik berwarna biru, diantara jutaan objek luar angkasa lainnya dan diantara luasnya tata surya, memfilosofikan kalau bumi ini hanyalah panggung yang sangat kecil kecil di tengah luasnya area semesta.


Yuk kita liat kutipan kata-kata Carl tentang Pale Blue Dot yang udah dibuat oleh channel youtube super keren, kok bisa?.





Pale blue dot image with a wider field of view to show more background


Carl Sagan pointed out that "all of human history has happened on that tiny pixel," shown here inside a blue circle, "which is our only home" (speech at Cornell University, October 13, 1994).





Dari yang kita simpulkan, kalo dilihat dari sudut pandang luar angkasa, bumi itu gak spesial. Bumi itu cuma setitik debu yang terbang bersama bintang-bintang angkasa lainnya. Yang berputar menurut orbitnya, sama kayak planet-planet lainnya. Yang tinggal di tata surya yang terlalu luas.

Tapi bumi spesial buat kita. Bumi tempat dimana kita lahir, tinggal, belajar, bekerja, tumbuh dewasa, mengenal orang-orang yang kita cintai, jatuh bangun, hidup dan mati, semua kita lakuin di bumi. Di bumi lah kita membuat semua kenangan-kenangan itu. 

Bumi tempat dimana kita merasakan cinta dan kasih sayang. Juga tempat dimana kesombongan kita muncul.

Seakan akan ingin menguasai seluruh isi bumi. Berlomba lomba jadi yang terhebat. Tapi sadarkah kalo bumi aja cuma sekecil titik yang gak ada istimewanya, lalu kita ini sekecil apa? Masih pantaskah kita buat sombong di alam semesta yang seluas ini?

Ingat, diatas langit masih ada langit.


Jadi, pesan yang bisa kita ambil, jaga dan cintai bumi ini seperti kita jaga anak cucu kita. Sejauh ini makhluk hidup cuma tinggal di bumi, belum ada planet lain yang mampu dihidupi. Bisa kalian bayangin kan kalo bumi ini rusak, trus kita mau tinggal dimana?

Bumi kita ini udah sangat tua. Kadang manusia suka berbuat seenaknya dengan tempat tinggalnya. Berjuta-juta orang yang harus nanggung akibatnya hanya dari ulah satu arau dua orang. Inget, cuma di bumi kita ngebangun semua momen-momen indah kita setiap harinya. "Karena hanya di bumi lah semua memori kita sebagai manusia tersimpan selamanya, di tengah alam semesta yang sangat luas" -'kok bisa?'

Karena Bumi ialah rumah kita. That's Earth. That's home. That's us.

-------

"Dari jarak sejauh ini, Bumi tidak lagi terlihat penting. Namun bagi kita, lain lagi ceritanya. Tataplah lagi titik itu. Titik itulah yang dinamai 'di sini.' Itulah rumah. Itulah kita. Di satu titik itu semua orang yang kamu cintai, semua orang yang kamu kenal, semua orang yang pernah kamu dengar namanya, semua manusia yang pernah ada, menghabiskan hidup mereka. Segenap kebahagiaan dan penderitaan kita, ribuan agama, pemikiran, dan doktrin ekonomi yang merasa benar, setiap pemburu dan perambah, setiap pahlawan dan pengecut, setiap pembangun dan pemusnah peradaban, setiap raja dan petani, setiap pasangan muda yang jatuh cinta, setiap ibu dan ayah, anak yang bercita-cita tinggi, penemu dan penjelajah, setiap pengajar kebaikan, setiap politisi busuk, setiap "bintang pujaan", setiap "pemimpin besar", setiap orang suci dan pendosa sepanjang sejarah spesies manusia hidup di sana, di atas setitik debu yang melayang dalam seberkas sinar.
Bumi adalah panggung yang amat kecil di tengah luasnya arena kosmik. Renungkanlah sungai darah yang ditumpahkan para jenderal dan maharaja sehingga dalam keagungan dan kejayaan itu mereka dapat menjadi penguasa sementara di sebagian kecil dari titik itu. Renungkanlah kekejaman tanpa akhir yang dilakukan orang-orang di satu sudut titik ini terhadap orang-orang tak dikenal di sudut titik yang lain, betapa sering mereka salah paham, betapa siap mereka untuk membunuh satu sama lain, betapa bergejolak kebencian mereka. Sikap kita, keistimewaan kita yang semu, khayalan bahwa kita memiliki tempat penting di alam semesta ini, tidak berarti apapun di hadapan setitik cahaya redup ini. Planet kita hanyalah sebutir debu yang kesepian di alam yang besar dan gelap. Dalam kebingungan kita, di tengah luasnya jagat raya ini, tiada tanda bahwa pertolongan akan datang dari tempat lain untuk menyelamatkan kita dari diri kita sendiri.
Bumi adalah satu-satunya dunia, sejauh ini, yang diketahui memiliki kehidupan. Tidak ada tempat lain, setidaknya sampai beberapa waktu ke depan, yang bisa dijadikan tempat tinggal. Ada yang bisa kita kunjungi, tetapi belum ada yang bisa kita tinggali. Suka atau tidak, untuk saat ini, Bumi adalah satu-satunya tempat kita hidup. Sering dikatakan bahwa astronomi adalah sebuah pengalaman yang menumbuhkan kerendahan hati dan membangun kepribadian. Mungkin tak ada yang dapat menunjukkan laknatnya kesombongan manusia secara lebih baik selain citra dunia kita yang mungil ini. Bagiku, gambar ini mempertegas tanggung jawab kita untuk bertindak lebih baik terhadap satu sama lain, dan menjaga serta merawat sang titik biru pucat, satu-satunya rumah yang kita kenal selama ini."




source:
https://en.wikipedia.org/wiki/Pale_Blue_Dot
http://giphy.com/gifs/warning-carl-sagan-1ynSijQ1Lhgkw
https://www.youtube.com/channel/UCu0yQD7NFMyLu_-TmKa4Hqg

Related Articles